PENYEBAB
- Kanker serviks terjadi jika
sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
- Jika sel serviks terus
membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor
yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka
keadaannya disebut kanker serviks.
- Penyebab terjadinya kelainan
pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks:
- HPV (human papillomavirus)
- HPV adalah virus penyebab kutil
genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18,
45 dan 56.
- Merokok
- Tembakau merusak sistem
kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV
pada serviks.
- Hubungan seksual pertama
dilakukan pada usia dini
- Berganti-ganti pasangan
seksual
- Suami/pasangan seksualnya
melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun,
berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita
kanker serviks
- Pemakaian DES (dietilstilbestrol)
pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun
1940-1970)
- Gangguan sistem kekebalan
- Pemakaian pil KB
- Infeksi herpes genitalis
atau infeksi klamidia menahun
- Golongan ekonomi lemah
(karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)
Keadaan Prekanker Pada Serviks
- Sel-sel pada permukaan
serviks kadang tampak abnormal tetapi tidak ganas.
- Para ilmuwan yakin bahwa
beberapa perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal
dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun
kemudian bisa menyebabkan kanker.
- Karena itu beberapa perubahan
abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi
kanker.
- Saat ini telah digunakan
istilah yang berbeda untuk perubahan abnormal pada sel-sel di permukaan
serviks, salah satu diantaranya adalah lesi skuamosa intraepitel
(lesi artinya kelainan jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang
abnormal hanya ditemukan di lapisan permukaan).
Perubahan pada sel-sel ini bisa
dibagi ke dalam 2 kelompok:
- Lesi tingkat rendah :
merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk dan jumlah sel yang
membentuk permukaan serviks. Beberapa lesi tingkat rendah menghilang
dengan sendirinya. Tetapi yang lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan
lebih abnormal, membentuk lesi tingkat tinggi.
Lesi tingkat rendah juga disebut displasia ringan atau neoplasia
intraepitel servikal 1 (NIS 1).
Lesi tingkat rendah paling sering ditemukan pada wanita yang berusia
25-35 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada semua kelompok umur.
- Lesi tingkat tinggi :
ditemukan sejumlah besar sel prekanker yang tampak sangat berbeda dari
sel yang normal.
Perubahan prekanker ini hanya terjadi pada sel di permukaan serviks.
Selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak akan
menjadi ganas dan tidak akan menyusup ke lapisan serviks yang lebih
dalam.
Lesi tingkat tinggi juga disebut displasia menengah atau displasia berat,
NIS 2 atau 3, atau karsinoma in situ.
Lesi tingkat tinggi paling sering ditemukan pada wanita yang berusia
30-40 tahun.
- Jika sel-sel abnormal
menyebar lebih dalam ke dalam serviks atau ke jaringan maupun organ
lainnya, mada keadaannya disebut kanker serviks atau kanker serviks
invasif.
- Kanker serviks paling sering
ditemukan pada usia diatas 40 tahun.
|
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
- Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat
dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian
akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah
mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1
kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang
normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
- - Normal
- - Displasia ringan
(perubahan dini yang belum bersifat ganas)
- - Displasia berat (perubahan
lanjut yang belum bersifat ganas)
- - Karsinoma in situ (kanker
yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
- - Kanker invasif (kanker
telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh
lainnya).
- Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan
suatu abnormalitas atau kanker.
- Kolposkopi (pemeriksaan serviks
dengan lensa pembesar)
- Tes
Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan
berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi
putih atau kuning.
Untuk
membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
- Sistoskopi
- Rontgen dada
- Urografi
intravena
- Sigmoidoskopi
- Skening tulang dan hati
- Barium
enema.
|
PENGOBATAN
Pengobatan
lesi prekanker
Pengobatan lesi prekanker pada
serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut:
- tingkatan lesi (apakah
tingkat rendah atau tingkat tinggi)
- rencana penderita untuk
hamil lagi
- usia dan keadaan umum
penderita.
- Lesi tingkat rendah
biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika
daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan
biopsi. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan
pemeriksaan panggul secara rutin.
- Pengobatan pada lesi
prekanker bisa berupa:
- Kriosurgeri (pembekuan)
- Kauterisasi (pembakaran, juga disebut
diatermi)
- Pembedahan laser untuk
menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat
di sekitarnya
- LEEP (loop electrosurgical
excision procedure) atau konisasi.
- Setelah menjalani
pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya,
perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
-
- Pada beberapa kasus,
mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim),
terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks.
Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk
hamil lagi.
Pengobatan untuk kanker serviks
Pemilihan
pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk
hamil lagi.
Pembedahan
- Pada karsinoma in situ
(kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh
kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun
melalui LEEP.
- Dengan pengobatan tersebut,
penderita masih bisa memiliki anak.
- Karena kanker bisa kembali
kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear
setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
- Jika penderita tidak
memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani
histerektomi.
- Pada kanker invasif,
dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya
(prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar
getah bening.
- Pada wanita muda, ovarium
(indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
Terapi penyinaran
Terapi
penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang
masih terbatas pada daerah panggul.
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel
kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi:
- Radiasi
eksternal
: sinar berasar dari sebuah mesin besar Penderita tidak perlu
dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5
hari/minggu selama 5-6 minggu.
- Radiasi
internal : zat radioaktif terdapat
di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul
ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di
rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2
minggu.
Efek samping dari terapi
penyinaran adalah:
- iritasi rektum dan vagina
- kerusakan kandung kemih dan
rektum
- ovarium berhenti berfungsi.
- Kemoterapi Jika kanker telah menyebar
ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada
kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau
melalui mulut.
Obat kemoterapi yang dapat digunakan antara lain cisplatin, cetuximab,
5-fluorouracil, Docetaxel, Methotrexate, Paclitaxel, Carboplatin,
Bleomycin, Imiquimod
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode
pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan
pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.
- Terapi
biologis Pada terapi biologis
digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam
melawan penyakit.
Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian
tubuh lainnya.
Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa
dikombinasikan dengan kemoterapi.
Efek samping pengobatan
- Selain membunuh sel-sel
kanker, pengobatan juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat
sehingga seringkali menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
- Efek samping dari
pengobatankanker sangat tergantung kepada jenis dan luasnya
pengobatan. Selain itu, reaksi dari setiap penderita juga
berbeda-beda.
- Metoda untuk membuang atau
menghancurkan sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode
yang digunakan untuk mengobati lesi prekanker.
- Efek samping yang timbul
berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan atau keluar cairan encer
dari vagina.
- Beberapa hari setelah
menjalani histerektomi, penderita bisa mengalami nyeri di perut bagian
bawah. Untuk mengatasinya bisa diberikan obat pereda nyeri.
- Penderita juga mungkin akan
mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu
pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.
- Beberapa saat setealh
pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan
berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya
bisa kembali dilakukan dalam waktu 4-8 minggu.
- Setelah menjalani
histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi.
Histerektomi biasanya tidak mempengaruhi gairah seksual dan kemampuan
untuk melakukan hubungan seksual.
- Tetapi banyak penderita
yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan
penderita terhadap seksualitasnya bisa berubah dan penderita merasakan
kehilangan karena dia tidak dapat hamil lagi.
-
- Selama menjalani
radioterap, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa,
terutama seminggu sesudahnya.
- Istirahat yang cukup merupakan
hal yang penting, tetapi dokter biasanya menganjurkan agar penderita
sebisa mungkin tetap aktif.
- Pada radiasi eksternal,
sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari dan kulit
menjadi merah, kering serta gatal-gatal. Mungkin kulit akan menjadi
lebih gelap.
- Daerah yang disinari
sebaiknya mendapatkan udara yang cukup, tetapi harus terlindung dari
sinar matahari dan penderita sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang
bisa mengiritasi daerah yang disinari.
- Biasanya, selama menjalani
radioterapi penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual.
- Kadang setelah radiasi
internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur, sehingga bisa
menyebabkan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Untuk mengatasi
hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan pelumas
dengan bahan dasar air.
- Pada radioterapi juga bisa
timbul diare dan sering berkemih.
- Efek samping dari
kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang
digunakan. Selain itu, efek sampingnya pada setiap penderita
berlainan.
- Biasanya obat anti-kanker
akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel
darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh).
- Jika sel darah terkena
pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah mengalami
infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga.
- Sel-sel pada akar rambut
dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan
cepat.
- Jika sel-sel tersebut
terpengaruh oleh kemoterapi, penderita akan mengalami kerontokan
rambut, nafsu makannya berkurang, mual, muntah atau luka terbuka di
mulut.
- Terapi biologis bisa
menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu menggigil, demam, nyeri
otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare.
- Kadang timbul ruam, selain
itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami perdarahan.
|
PENCEGAHAN
Ada
2 cara untuk mencegah kanker serviks:
- Mencegah terjadinya infeksi
HPV
- Melakukan pemeriksaan Pap
smear secara teratur .
- Pap smear (tes Papanicolau)
adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh
dari apusan serviks.
- Pada pemeriksaan Pap smear,
contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang
terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks)
dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
- Sel-sel serviks lalu
dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke
laboratorium untuk diperiksa.
- 24 jam sebelum menjalani
Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina,
tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan
tampon.
- Pap smear sangat efektif
dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.
- Jika hasil Pap smear
menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan
kolposkopi dan biopsi
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
- Setiap tahun untuk wanita
yang berusia diatas 35 tahun
- Setiap tahun untuk wanita
yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV
atau kutil kelamin
- Setiap tahun untuk wanita
yang memakai pil KB
- Setiap 2-3 tahun untuk
wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear
berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker
- Sesering mungkin jika hasil
Pap smear menunjukkan abnormal
- Sesering mungkin setelah
penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
- Untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya:
- Anak perempuan yang
berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
- Jangan melakukan hubungan
seksual dengan penderita kutil kelamin atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan kutil kelamin
- Jangan berganti-ganti
pasangan seksual
- Berhenti merokok.
- Pemeriksaan panggul setiap
tahun (termasuk Pap smear) harus dimulai ketika seorang wanita mulai
aktif melakukan hubungan seksual atau pada usia 20 tahun. Setiap hasil
yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi.
-
- Beberapa peneliti telah
membuktikan bahwa vitamin A berpertan dalam menghentikan atau mencegah
perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan
serviks.
|
|
How to make money from gambling with virtual reality - Work
BalasHapusThe virtual reality (VR) game is not just งานออนไลน์ for people who enjoy playing casino games, it's for people who are looking for a completely new way to play